Cara Aman saat Menyaksikan Gerhana Matahari
Gerhana matahari total dan sebagian akan menyapu wilayah Indonesia pada Rabu pagi, 9 Maret mendatang. Fenomena unik yang jarang terjadi ini tentu menarik untuk disaksikan.
Namun jangan buru-buru mengarahkan pandangan ke arah matahari. Ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan sebelum menonton sang surya terhalang bulan.
Berikut penjelasannya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari berbagai sumber.
Bahaya tersembunyi
Hal pertama yang harus diingat, jangan melihat matahari secara langsung dengan mata telanjang! Ini juga berlaku untuk gerhana matahari total dan sebagian.
Cahaya dari sinar matahari memiliki intensitas sangat tinggi dan bisa merusak retina di belakang bola mata. Kondisi ini dikenal lewat istilahsolar retinopathy dan mampu menyebabkan kerusakan permanen.
Memang, matahari saat gerhana bisa lebih “nyaman” dilihat karena seolah meredup. Namun justru di sinilah letak bahayanya.
Pupil di lensa mata tak bisa bereaksi dengan tepat sewaktu kondisi kontras tinggi, seperti yang terjadi saat gerhana matahari di mana langit sekitar berubah gelap.
Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur lebar bukaan iris itu bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan di lingkungan sekitar, bukan obyek yang paling terang.
Alhasil, saat memandang gerhana yang diselimuti langit gelap, pupil mata justru melebar sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina meningkat.
Padahal, intensitas cahaya di bagian matahari yang tidak tertutup bulan sewaktu gerhana (baik saat gerhana sebagian maupun “cincin” saat gerhana total) sama dengan waktu-waktu biasa.
Cahaya kuat dari matahari pun bebas melenggang masuk ke mata tanpa bisa dicegah dan mulai merusak retina. Proses ini berlangsung tanpa rasa sakit sehingga kerap membuat orang tak sadar matanya mulai rusak.
Cara melindungi mata
Lalu, bagaimana caranya agar bisa menyaksikan gerhana matahari dengan aman? Mudah saja. Apabila ingin melihat langsung dengan mata, gunakan kacamata khusus yang dirancang untuk melihat gerhana.
Kacamata-kacamata gerhana ini dijual di beberapa toko buku Gramedia dan bisa pula diperoleh lewat sejumlah e-commerce di Indonesia.
Jangan memakai kacamata hitam biasa karena cahaya matahari yang menembus masih terlalu kuat.
Observasi secara tidak langsung bisa dilakukan dengan memakai teleskop.
Caranya bukan meneropong dengan mata karena justru berbahaya, tapi dengan memproyeksikan cahaya dari teleskop ke bidang rata berwarna putih, seperti kertas atau karton.
Selain itu, bisa pula dengan mengamati lewat fasilitas live view atau LCD di kamera digital. Namun kamera sendiri memerlukan proteksi khusus.
Namun jangan buru-buru mengarahkan pandangan ke arah matahari. Ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan sebelum menonton sang surya terhalang bulan.
Berikut penjelasannya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari berbagai sumber.
Bahaya tersembunyi
Hal pertama yang harus diingat, jangan melihat matahari secara langsung dengan mata telanjang! Ini juga berlaku untuk gerhana matahari total dan sebagian.
Cahaya dari sinar matahari memiliki intensitas sangat tinggi dan bisa merusak retina di belakang bola mata. Kondisi ini dikenal lewat istilahsolar retinopathy dan mampu menyebabkan kerusakan permanen.
Memang, matahari saat gerhana bisa lebih “nyaman” dilihat karena seolah meredup. Namun justru di sinilah letak bahayanya.
Pupil di lensa mata tak bisa bereaksi dengan tepat sewaktu kondisi kontras tinggi, seperti yang terjadi saat gerhana matahari di mana langit sekitar berubah gelap.
Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur lebar bukaan iris itu bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan di lingkungan sekitar, bukan obyek yang paling terang.
Alhasil, saat memandang gerhana yang diselimuti langit gelap, pupil mata justru melebar sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina meningkat.
Padahal, intensitas cahaya di bagian matahari yang tidak tertutup bulan sewaktu gerhana (baik saat gerhana sebagian maupun “cincin” saat gerhana total) sama dengan waktu-waktu biasa.
Cahaya kuat dari matahari pun bebas melenggang masuk ke mata tanpa bisa dicegah dan mulai merusak retina. Proses ini berlangsung tanpa rasa sakit sehingga kerap membuat orang tak sadar matanya mulai rusak.
Cara melindungi mata
Lalu, bagaimana caranya agar bisa menyaksikan gerhana matahari dengan aman? Mudah saja. Apabila ingin melihat langsung dengan mata, gunakan kacamata khusus yang dirancang untuk melihat gerhana.
Kacamata-kacamata gerhana ini dijual di beberapa toko buku Gramedia dan bisa pula diperoleh lewat sejumlah e-commerce di Indonesia.
Jangan memakai kacamata hitam biasa karena cahaya matahari yang menembus masih terlalu kuat.
Observasi secara tidak langsung bisa dilakukan dengan memakai teleskop.
Caranya bukan meneropong dengan mata karena justru berbahaya, tapi dengan memproyeksikan cahaya dari teleskop ke bidang rata berwarna putih, seperti kertas atau karton.
Selain itu, bisa pula dengan mengamati lewat fasilitas live view atau LCD di kamera digital. Namun kamera sendiri memerlukan proteksi khusus.
Cara Aman saat Menyaksikan Gerhana Matahari
Reviewed by Dramaqi
on
5:21:00 AM
Rating: